Senin, 16 November 2009

pengaruh Hasan al bana untuk Indonesia

Hasan Al-Bana
Sebuah Pergerakan Persaudaraan Umat Muslim.
Tokoh Politik /Pergerakan : Hasan Al-Bana
Lahir : Mahmudiyah 14 Oktober Mesir 1906
Meninggal Dunia : Mesir 12 Februari 1949
Paham : Islamisme – Pergerakan Ikhwanul Muslimin
Pengaruh : -Memimpin pergerakan terhadap pemerintah Mesir yang condong ke Kafir –membuat tafsir Al-Qur’an.Fi Dzilaalil Qur'an (di bawah lindungan Al-Qur'an) karya Sayyid Quthb (penerusnya). -Pergerakan Islam yang bersifat Internasional.
Hasan Al-Bana adalah tokoh Islam yang beraliran fundamentalis beliau menjadi imam besar, beliau lahir di kawasan desa Buhairah, Mahmudiyah mesir atau yang dikenal dengan Kota Kafr Asy-Syaikh tahun 1906 M. Hasan Al-Bana adalah anak sulung dari ulama yang besar juga yaitu Syaikh Ahmad al-Banna (gelar As-Sa’atiy) adalah seorang ulama fiqh dan hadits yang bekerja sebagai tukang reparasi jam dan Ibunya Ummu Sa’ad Ibrahim Shaqar. Maha Suci Allah sejak kecil Hasan Al-Bana dianugrahi kelebihan menghafal. Pada usia 12 tahun Hasan telah menghafal separuh isi Al-Qur’an.
Sejak kecil ayah Hasan Al-Bana memotivasi terus-menerus agar mengulang hafalannya, sehingga motivasi dari ayahnya itu membuat Hasan Al-Bana semakin giat belajar. Pada usia 14 tahun Hasan al Banna telah menghafal seluruh Al-Quran. Kemuadia dia lulus dari sekolahnya dengan predikat terbaik dan terbaik ke enam se-Mesir. Pada usia 16 tahun ia memasuki perguruan tinggi Darul Ulum. Tidak hanya berprestai dalam bidang akademik beliau juga aktif dlam organisasi masa sekolahnya. Kecakapan leadership yang dimilikinya pun tak diragukan kemampuan beliau dalam memimpin serta mempengaruhi anggotanya bisa dibilang baik. Pada usia 21 tahun, beliau menamatkan studinya di Darul 'Ulum kemudian menjadi guru di Isma'iliyah. Bahkan beliau masuk nominasi 4 pemimpin dakwah teladan setelah masa Khalifah seperti: Umar bin Abdul Aziz, Imam Ahmad bin Hambal, Syaikhul Ibnu Taimiyah. Dan Hasan Al-Bana
Kemudian beliau berkiprah dalam dunia dakwah mengajak orang-orang untuk kembali kepada Ajaran Islam yang benar, karena menurut beliau masa itu masyarakat jahil(bodoh) terhadap ajaran Islam. Pengembaraannya dalam menegakan dakwah ini melalui kedai-kedai kopi yang beliau lakukan secara teratur 2 minggu sekali. Ketika beliau berusia 22 tahun dibantu beberapa muridnya mendirikan organisasi pergerakan pada Maret 1928 yang diberinama Ikhwanul Muslimin berdiri di kota Ismailiyah. Dan dibuatkan Anggaran Dasar pada 24 september 1930 Usaha dakwah beliau pun mendapat sambutan luas dari masyarakat. Maka Hasan Al-Bana pun langsung menggarap penulisan pidato, mengadakan pembinaan. Ikhwanul Muslimin bukan merupakan kelompok teroris yang dituduhkan oleh Negara Barat. Ikhwanul Muslimin berbeda jauh dengan Al-Qaeda yang cenderung melakukan perubahan secara radikal. Sedankan Ikhwanul Muslimin lebih mendukung sebuah ide perubahan dan revolusi melalui jalan damai. Walaupun tokoh Ikhwanul Muslimin Syekh Ahmad Yassin yang merupakan petinggi HAMAS –Hamas sebuah kelompok radikal di Palestina yang memperjuangkan tanah Palestina dari tanggan Israel. Ikhwanul Muslimin tidak dapat disamakan Ormas Islam lainnya, bagai mereka yang menjalankan secara Radikal. Pemikiran dan pergerakan Ikhwanul Muslimin mencakup delapan aspek yang mencerminkan luasnya cakupan Islam sebagai ideologi yang mereka anut, yaitu Dakwah salafiyah (dakwah salaf), Thariqah sunniyah (jalan sunnah), Hakikat shufiyah (hakikat sufi), Hai'ah siyasiyah (lembaga politik), Jama'ah riyadhiyah (kelompok olahraga), Rabithah 'ilmiyah tsaqafiah (ikatan ilmiah berwawasan), Syirkah iqtishadiyah (perserikatan ekonomi), dan Fikrah ijtima'iyah (pemikiran sosial).
Alasan Hasan Al-Bana melakukan pergerakan ini adalah Hasan Al Banna sangat prihatin dengan keadaan Mesir yang diperbudak oleh bangsa Inggris. Masa itu adalah sebuah masa di mana umat Islam sedang mengalami kegoncangan hebat. Kekhalifahan Utsmaniyah (di Turki), sebagai pusat umat Islam di seluruh dunia mengalami keruntuhan. Umat Islam mengalami kebingungan. Bahkan di Turki sendiri, Kemal Attaturk mengkerdilkan ajaran Islam di negaranya. Puluhan ulama Turki dijebloskan ke penjara militer. Sebuah keadaan yang sangat memprihatinkan.Pada masa peperangan antara Arab dan Yahudi (sekitar tahun 45-an), beliau memobilisasi mujahid-mujahid binaannya. Dari seluruh Pasukan Gabungan Arab, hanya ada satu kelompok yang sangat ditakuti Yahudi, yaitu pasukan sukarela Ikhwan -bahkan pada tahun 1948 ikut serta melawan Israel di Palestina, tetapi dihalangi oleh Perdana mentri Mesir Muhammad Fahmi Naqrasyi-. Mujahidin sukarela itu terus merangsek maju, sampai akhirnya terjadilah aib besar yang mencoreng pemerintah Mesir. Amerika Serikat, Amerika Serikat mengancam akan mengebom Mesir jika tidak menarik mujahidin Ikhwanul Muslimin. Pemerintah Mesir menghalang-halangi gerakan Ikhwan. Bahkan banyak para mujahidin yang ikhlas ini lalu dijebloskan ke penjara-penjara militer. Tidak beberapa kemudian Hasan al Banna menemui syahidnya (Meninggal Dunia) dengan cara ditembak oleh musuh misterius. Dalam versi lain menyebutkan bahwa beliau meninggal di Rumah Sakita di biarkan tanrpa perawatan apa-apa.
Sepeninggal Hasan Al-Bana, merupakan masa degradasi umat Islam di Timur Tengah, banyak murid-murid dan mereka yang simpati atau hanya sekedar mendukung dakwah yang diterapkan Hasan Al-Bana ditangkap pemerintah Mesir dan dijebloskan ke penjara dan kerap mendapatkan siksaan bahkan sampai meninggal dunia. Peristiwa pembantaian tawanan paling kejam ketika masa pemerintahan Jamal Abdul Naseer (dictator sekutu Sovyet).
Gerakan Ikhawanul Muslimin diIndonesia
Dakwah beliau bersifat internasional. Bahkan segera setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, Hasan al Banna segera menyatakan dukungannya. Kontak dengan tokoh ulama Indonesia pun dijalin. Tercatat M. Natsir(kemudian hari menjadi PM Indonesia ketika RIS berubah kembali menjadi negara kesatuan). pernah berpidato didepan rapat Ikhwanul Muslimin.
Pengaruh Ikhwanul Muslimin ulai masuk ke Indonesia melaui sebuah perdagangan dan arus balik adari keberangkatan jamaah Haji Indonesia.tahun 1930.ketika itu sedang rameh-ramehnya PAN-Islamisme sebuah gerakan penayatuan umat Islam untuk melawan penjajahan. Setelah masa kemerdekaan K.H. Agus Salim ke Mesir mencari dukungan atas Negara lain dan beliau juga menyempatkan diri bertemu dengan sejumlah delegasi.
Ikhwanul Muslimin kemudian semakin berkembang di Indonesia setelah Muhammad Natsir mendirikan partai yang memakai ajaran Ikhwanul Muslimin, yaitu Partai Masyumi Partai Masyumi kemudian oleh Soekarno dilarang keberadaannya. Pada tahun 1999 semakin banyak juga partai yang menggunakan nama, yaitu Partai Masyumi Baru dan Partai Politik Islam Indonesia Masyumi (PPII Masyumi). Selain itu berdiri juga Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Keadilan (PK) yang sering dikenal sebagai jamaah Tarbiyah. PBB sendiri menyatakan bahwa Parpolny adalah turunan dari Masyumi. Sedangkan menurut Yusuf Qaradhawi, Partai Keadilan SEjahtera merupakan Parpol yang mernyerupai Ikhwanul Muslimin karena kader-kadernya mewadahi komunitas terbaik kalangan muda intelektual yang sadar akan agama, negeri, dunia, dan zamannya. Namun tulisan ulama yang kini bermukim di Qatar itu belum pernah mendapat konfirmasi dari para pengurus DPP PKS. Jika dilihat dari Piagam Deklarasi PKS dan AD/ART PKS,hanya jika dilihat sistem yang dipakai lain dengan Gerakan Ikhawanul Muslimin,PKS tidak melakukan dakwah seperti yang dilakukan oleh Hasan Al-Bana dari warung kopi ke warung kopi, PKS hanay merupakan Parpol jika sistem menjalankan parpolnya meniru dengan Ikhwanul Muslimin bukan berarti mempunyai hubungan dengan Ikhwanul Muslimin.
Selain itu ada juga sebuah Ormas Islam yang gerakannya hamper meyerupai Ikhawanul Muslimin. Paling tidak dari nama Ormasnya mengeandung arti Persaudaraan Muslim. yang dimaksud, antara lain adalah Parmusi (Persaudaraan Muslimin Indonesia) yang berafiliasi ke PPP dikarenakan dilihat dari kader-kader ang mengisi keanggotaan Oramas tersebut, dan Ikhwanul Muslimin Indonesia (IMI). Parmusi saat ini diketuai oleh Bachtiar Chamsyah. Sedangkan IMI yang dideklarasikan di Depok pada tahun 2001, diketuai oleh Habib Husein Al Habsyi.
Jika disimpulkan belum pasti ada kejelasan akan hubungan Parpol ataupun Ormas yang mempunyai hunbungan langsung dengan Ikhwanul Muslimin yang banayk memberkan sebuh Inspirasi untuk organisasi atau Oramas Islam di Indonesia. Jika diringkas, organisasi di Indonesia yang terinspirasi dari Ikhwanul Muslimin antara lain:

Partai Masyumi
Persaudaraan Muslimin Indonesia
Partai Masyumi Baru (1998)
Partai Politik Islam Indonesia Masyumi (1998)
Partai Bulan Bintang (1998)
Partai Keadilan (1998)
Ikhwanul Muslimin Indonesia (2001)
Partai Keadilan Sejahtera (2002)

Mohamad Roem pantas jadi pahlawan

Muhammad Roem
Muhammad Roem adalah tokoh pejuang diplomasi dalam kemerdekaan, terutama ketika awal kemerdekaan Republik Indonesia, dimana pengakuan dunia International masih harus diperjuangkan. Peranan beliau sangat menarik dalam peran politik. Muhammad Roem adalah pemuka tokoh partai Islam dan pernah menjabat menjadi Menteri Dalam Negeri selama tiga kali dalam tiga cabinet, serta pernah dipercaya sebagai wakil Perdana menteri dalam Kabinet pertama setelah tahun 1955. Ketika Perdana Menteri dipimpin oleh Mohamad Natsir Muhammad Roem menjabat sebagai Menteri Luar Negeri. Dalam perjalanan perjuangan bangsa ini beliau selalu berurusan dalam bidang diplomasi.
Kepiawaian Mohamad Roem dalam urusan diplomasi memandang beliau sebagai tokoh perjuangan kemerdekaaan dalam spesialis masalah diplomasi, misalnya saja perjanjian van Roijen-Roem sebagai gerbang dari Perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB), keberhasilan dalam perjanjian Roem-Royen pada 17 Mei 1949 berhasil mendapatkan dukungan dari dunia Internasional melalui PBB untuk mendesak Belanda menyerahkan kedaulatan kepada RI
Tentulah beliau sangatlah cocok menjadi seorang pahlawan mengingat jasa-jasa beliau setelah proklamasi kemerdekaan, usaha-usaha beliau dalam memperoleh pengakuan dunia International membuahkan hingga akhirnya pada waktu Konferensi Meja Bundar, Belanda mengakui kemerdekaan RI. Walaupun demikian memang tidak dapat dipungkiri peran senjata dalam usaha mempertahankan kemerdekaan waktu itu sangatlah penting, tetapi tanpa kemahiran dalam Diplomasi /Lobi-lobi di suatu perjanjian sangatlah penting. Karena ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa kemerdekaan dan kedaulatan Republik Indonesia adalah tidak lain dari persilangan antara perpaduan perang dengan senjata serta kepiawaian dalam berkata-kata.
Kita tahu ketika perundingan pertama yang bertempat di Hoge Veluwe pada musim semi 1946, ternyata gagal, waktu itu belanda hanya mengakui de facto Republik Indonesia hanya di Jawa saja. Kemudian dilanjutkan lagi pada tahun 1946 sedikit berhasil dengan ditariknya pasukan Inggris dari Indonesia , hanya saja hasil dari perundingan ini dikhianati oleh Belanda dengan melakukan Agresi militer. Hingga Belanda pun dikecam oleh dewan keamanan PBB dan mendesak untuk segera diselesaikan dengan cara berunding, hingga akhirnya Belanda menerima. Tentu jalan Diplomasi adalah jalan yang paling banyak dilakukan dari pada perang langsung setelah proklamasi kemerdekaan juga tidak lepas akan kekuatan pada Diplomasi.
Tokoh Militer
Jenderal Anumerta Basuki Rakhmat
Basuki Rakhmat dilahirkan di Tuban (Jawa Timur) pada 4 November 1921. Setelah menamatkan pendidikan dasarnya ia juga pernah menjadi guru. Ketertarikan dengan profesinya sebagai Guru adalah bentuk kepedulian akan mencerdaskan anak bangsa sebagai penerus bangsa. Ia paham untuk melawan belanda tidak perlu keberanian mengangkat senjata semata melainkan harus mempunyai ilmu pengetahuan, ia sadar hanya dengan profesi sebagai gurulah yang dapat mencerdaskan generasi pejuang, ia juga tidak pandai dalam mengangkat senjata sehingga ia hanya pilih profesi sebagai guru.
Sedangkan keterlibatannya dalam dunia militer adalah karena terpaksa mengingat keadaan Indonesia yang harus melawan melalui senjata, sedangkan angkatan perang Indonesia sedikit. Pada umumnya, waktu itu seorang pemuda lazim jika berbondong-bondong memasuki pendidikan militer. Basuki Rakhmat pada mulanya ia mengikuti pendidikan Tentara Pembela Tanah Air (Peta), setelah ia selesai dengan pendidikannya, ia diangkat sebagai shodanco Peta untuk daerah Pacitan.